SMK Negeri 6 Surakarta sebagai SMK PK Pemadanan senantiasa bersolek diri. Meningkatkan kapasitas dengan mencermati kebutuhan mitra. DUDI sebagai salah satu mitra, bersifat dinamis. Artinya selalu berinovasi selalu berkembang, berusaha keras beradaptasi demi menyesuaikan dengan perubahan berdasarkan kebutuhan pasar. Tentu saja, kondisi tersebut berimbas kepada input tenaga kerja yang dibutuhkan.
Begitu juga dengan kondisi pendidikan di SMK saat ini. Kurikulum juga harus berubah. Oleh karena itu, perlu adanya penyelarasan kurikulum yang digunakan di sekolah agar sesuai dengan kebutuhan industri. Menyikapi kondisi tersebut, maka Kamis tanggal 13 Oktober 2022 di aula utama, SMK Negeri 6 Surakarta menghadirkan narasumber dari Gava Holiday Tour and Travel (Prie Siswanto) dan dari Vokasi UNS (Hartatik, S.Si.,M.Si. dan Agus Purbayu, S.Si., M.Kom.).
Dalam sambutannya, sebagai kepala di SMK Negeri 6 Surakarta, ibu Dwi Titik Irdiyanti, S.Si., M.Pd. menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran narasumber dan mohon maaf jika ada kekurangan dalam pelayanan. Harapan orang nomor satu di SMK PK Pemadanan yang terletak di tempat strategis ini, setelah kegiatan akan dihasilkan kurikulum SMK Negeri 6 Surakarta yang telah disinkronkan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Era baru industrialisasi menuntut semua serba digital, DUDI dihadapkan pada banyaknya tantangan yang penuh ketidakpastian di tahun mendatang. Tenaga manusia sudah banyak ditinggalkan, digantikan oleh tenaga-tenaga digital yang lebih efektif dan efisien hasilnya. Selain itu, banyaknya kemunculan profesi-profesi baru berbasis digital. Sudah selayaknya jika DUDI menuntut input tenaga kerja yang masuk dapat memenuhi kebutuhannya guna memenuhi permintaan pasar. DUDI membutuhkan tenaga kerja yang memiliki komposisi seimbang antara hard skill dan soft skillnya.
Faktanya tidak demikian yang terjadi di dunia pendidikan. Ada kesenjangan yang sangat besar di antara DUDI dan dunia pendidikan. Meskipun secara kemampuan teknis tidak ada kendala. Lulusan SMK mudah menguasai dan dapat ditingkatkan keterampilannya melalui pelatihan singkat oleh DUDI saat magang. Artinya mereka, para lulusan SMK memiliki hard skill yang baik. Namun, pandangan DUDI secara umum terhadap lulusan antara lain: kurang tahan menghadapi tekanan, kurang dapat berkolaborasi, kurang dalam menjalin komunikasi, serta kurang kreatif atau inisiatif sehingga mudah bosan. Artinya, penguasaan soft skill sangat kuraang sekali. Kesenjangan besar tersebut di atas yang menjadi latar belakang diadakannya link and match yang berkesinambungan.
Pada kesempatan baik ini, ditandatangani MoU antara SMK Negeri 6 Surakarta dengan tujuh DUDI yang berkepentingan dengan lulusan SMK Negeri 6 Surakarta.
Melalui workshop Penyelarasan Kurikulum Dan Bahan Ajar, SMK Negeri 6 Surakarta dapat menyiapkan formula guna menghasilkan lulusan yang layak guna dan memenuhi standar DUDI sebagai mitra. (NN)