MEMPERDALAM KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI DISEMINASI PEMBELAJARAN MENDALAM

SMK Negeri 6 Surakarta terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai inovasi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan acara diseminasi Pembelajaran Mendalamyang bertempat di Aula SMK Negeri 6 Surakarta pada Kamis, 14 Agustus 2025. Acara ini dihadiri oleh semua guru dan diawali dengan sambutan serta arahan dari Kepala SMK Negeri 6 Surakarta, Dr. Dwi Titik Irdiyanti, S.Si, M.Pd.

Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif guru dalam mengawal program Jumat Tema dan Literasi Sekolah yang berjalan baik selama ini. Beliau juga memaparkan beberapa program sekolah ke depan, di antaranya adalah Sekolah Siaga Kependudukan, program Literasi Membaca Sepekan 1 Buku, dan memperkenalkan guru-guru baru yang akan bergabung di SMK Negeri 6 Surakarta.

Acara inti diseminasi menampilkan tiga pemateri, yaitu Ibu Ema Tri Puspitasari, S.Pd, M.Pd (mewakili guru IPAS), Ibu Hartuti, S.Pd, M.Pd (mewakili guru Bahasa), dan Ibu Prihatin Darsini, SST.Par (mewakili guru Produktif).

 

Antusias para guru mengikuti workshop

Materi 1: Asesmen Pembelajaran Mendalam oleh Ibu Ema Tri Puspitasari

Memulai dengan pertanyaan pemantik yang menggembirakan, Ibu Ema Tri Puspitasari,S.Pd. M.Pd. mengawali sesi pertama dengan membahas pentingnya asesmen pembelajaran yang berkeadilan. Beliau menekankan bahwa penilaian harus didasarkan pada indikator yang jelas dan menggunakan rubrik penilaian yang terukur agar tidak bias. Asesmen dibagi menjadi dua jenis, yaitu formatif dan sumatif.

Ia juga menyoroti pentingnya mengembangkan asesmen yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skills). Untuk siswa SMK, asesmen yang relevan dan dapat mengaplikasikan ilmu di dunia nyata, seperti PKL, Unit Kompetensi, dan Kompetensi Kejuruan perlu diutamakan. Beliau juga mengajak guru untuk lebih mengapresiasi proses atau usaha siswa daripada hanya berfokus pada hasil akhir, salah satunya melalui asesmen umpan balik.

Selain itu, Ibu Ema memaparkan perbedaan antara Taksonomi Bloom sebagai level kognitif dan Taksonomi SOLO yang berfokus pada hasil belajar siswa. Taksonomi SOLO memiliki empat aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru diharapkan dapat membimbing siswa mencapai level tertinggi, yaitu berpikir abstrak yang mendalam (berada pada tingkat multi struktural).

Materi 2: Inkuiri Kolaboratif oleh Ibu Hartuti

Dengan gayanya yang khas, pemateri unik Ibu Hartuti, M.Pd. juga mengawali sesi kedua dengan bertanya jawab dengan para audien tentang kolaborasi yang pernah dilakukan para guru. Selanjutnya beliau  menjelaskan tentang Inkuiri Kolaboratif, Yaitu sebuah pendekatan pembelajaran yang sebenarnya sudah sering dilakukan oleh para guru. Pendekatan ini menekankan pada kerja tim yang reflektif, berbasis data, dan berorientasi pada proses. Tujuannya adalah menyelaraskan tujuan pembelajaran melalui Project-Based Learning (PjBL).

Ibu Hartuti memaparkan empat siklus penting dalam Inkuiri Kolaboratif:

  • Ases/Identifikasi: Mengidentifikasi tantangan di kelas.
  • Desain/Perancangan: Merancang tugas yang dapat dikolaborasikan.
  • Implementasi: Melaksanakan pembelajaran secara kolaboratif, memonitor, dan mengumpulkan data.
  • Measurement, Reflection, and Change: Mengukur, merefleksikan, dan melakukan perbaikan berkelanjutan.

Pendekatan ini didukung oleh empat pilar utama, yaitu kepercayaan dan saling menghargai, keterbukaan dan kejujuran, komitmen perbaikan berkelanjutan, serta kesetaraan dan keterlibatan semua pihak. Minimal, kolaborasi ini harus melibatkan dua mata pelajaran.

Materi 3: Perencanaan Pembelajaran Mendalam oleh Ibu Prihatin Darsini

Sesi terakhir diisi oleh mantan wakil kepala sekolah bidang kurikulum yaitu Ibu Prihatin Darsini, S.St.Par. Dalam uraian materi yang disampaikan beliau membahas Perencanaan Pembelajaran Mendalam dan kaitannya dengan Inkuiri Kolaboratif. Dalam Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan, asesmen dalam bentuk proyek harus diawali dengan perencanaan yang matang dan dilakukan secara bersama-sama.

Beliau menekankan pentingnya simbiosis mutualisme antara guru produktif dan guru mata pelajaran lain di awal pembelajaran. Dengan adanya kolaborasi seperti ini seluruh mata pelajaran dapat saling mendukung kompetensi produktif siswa. Tentu saja, tidak semua mata pelajaran harus berkolaborasi jadi satu. Namun, harus disesuaikan dengan program jurusan masing-masing.

Strategi Pembelajaran Mendalam terdiri dari empat komponen utama:

  • Identifikasi
  • Desain pembelajaran dengan kerangka yang jelas.
  • Pengalaman Belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan.
  • Asesmen yang meliputi asesmen awal, proses, dan akhir.

Tak terasa waktu terus bergulir. Workshop Diseminasi Pembelajaran Mendalam yang dilakukan dengan interaktif dan reflektif diakhiri tepat pukul 15 10 WIB. Acara diseminasi ini diharapkan dapat menjadi bekal berharga bagi para guru SMK Negeri 6 Surakarta dalam menciptakan pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan relevan dengan kebutuhan siswa di masa depan. Workshop ditutup dengan seksi foto bersama.

Terus berkarya dan berkreatifitas. Salam literasi sepenuh hati.

 

Foto bareng peserta workshop Diseminasi Pembelajaran Mendalam

 

Oleh: Wahyudi Ari Prabowo, S.Sn,

Editor: M. Sofwan, S. Pd, M. Pd