ROAD SHOW MISS PERDAMAIAN DUNIA DALAM PELUNCURAN SOLO KOTA TOLERANSI TERBAIK NASIONAL DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA

Momen istimewa berlabuh di bumi SMK Negeri 6 Surakarta. Baru saja  usai momen kerawuhan tim penilaian Sekolah Ramah Anak beberapa waktu yang lalu, momen lebih istimewa hadir juga di SMK Viska tercinta. SMK Negeri 6 Surakarta ditunjuk sebagai tempat penganugrahan penghargaan Solo Kota Toleransi Terbaik Tingkat Nasional mengalahkan 2 kota finalis lainnya yaitu Bekasi dan Sukabumi.

Atas terpilihnya Surakarta sebagai Kota Toleransi Terbaik di Indonesia 2024, Princess Natasha Dematra selaku Direktur Eksekutif VOPI, memberi penghargaan berupa trophy dan sertifikat serta dana sosialisasi sebesar 100 juta rupiah, yang digunakan sebagai dana sosialisasi toleransi di 20 sekolah di Kota Surakarta.

Hal ini tentu membuat warga Kota Surakarta sangat bangga dengan predikat tersebut. Termasuk salah satunya calon wakil presiden terpilih (mantan walikota Solo) inipun turut mengapresiasi masyarakat, pemeluk agama dan budaya Surakarta.  Bahkan Gibran mengatakan di depan wartawan “Saya mengapresiasi film ‘The Golden Rule: Do Unto Others…’ dan mendukung inisiatif yang mengedepankan toleransi dan martabat bagi semua orang,”

Rencana kehadiran Miss Perdamaian di Bumi SMK Viska menjadikan semua punggawa menyiapkan segala persiapannya. Momen langka ini harus terabadikan dalam jejak digital sejarah SMK Negeri 6 Surakarta. Setidaknya akan menjadi catatan manis para generasi penerus titah.

Kegiatan penganugerahan penghargaan Solo sebagai Kota Toleransi Terbaik di Indonesia yang diselenggarakan di SMK negeri Surakarta diawali dengan kegiatan Nonton Bareng ( Nobar) film The Screening of The Golden Rule : Do Unto Others As You Would Have Them Do Unto You di Pakuwon Mall Solo Baru pada hari Sabtu siang 27 Juli 2024  bersama Princess Natasha Dematra selaku Direktur Eksekutif VOPI.

Gb 1 Nonton Bareng Film The Golden Rule

Siang hari yang terik di Hari Sabtu tanggal 27 Juli 2024, beberapa peserta didik SMK Negeri 6 Surakarta di undang untuk menghadiri acara pemutaran film The Screening of The Golden Rule : Do Unto Others As You Would Have Them Do Unto You. Peserta didik dari SMK Negeri 6 Surakarta diwakili oleh beberapa anggota OSIS, MPK, Pramuka, Anruv dan PMR. Acara ini dilaksanakan di Mall Pakuwon Solo Baru, pemutaran film ini dilaksanakan pukul 13.30.

Film dokumenter ini bercerita tentang perdamaian dunia dan agama. Bagaimana kita menghargai setiap agama yang di anut oleh semua penduduk dunia. Dengan melibatkan beberapa pemuka agama dari berbagai penjuru dunia yang memiliki pandangan yang sama  pentingnya The Golden Rule bagi kemanusiaan dan perdamaian. Film ini menekankan pada bagaimana memperlakukan sesama manusia tanpa melihat latar belakang agama, suku, dan ras. Menolong, membantu, menyapa, dan menjalin komunikasi yang baik tanpa membeda-bedakan. Film ini menggambarkan tema perdamaian dan toleransi melalui konsep The Golden Rule, yang juga dikenal sebagai Etika Timbal Balik atau Aturan Emas.

Nilai universal ini sangat penting dalam perilaku masyarakat, mengajarkan kita untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan dan untuk tidak melakukan kepada orang lain apa yang tidak ingin kita alami sendiri. Film dokumenter ini menyoroti tujuan inti dari perilaku yang penting bagi setiap agama dan harus diterapkan secara dinamis di dunia di mana kekerasan, prasangka, dan ketidakadilan adalah hal yang umum.

Agama atau kepercayaan yang kita yakini adalah lebih kepada bagaimana kita bersikap dan mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Hanya melakukan ritual tanpa memaknainya bukanlah nilai baik dari meyakini suatu agama maupun kepercayaan. Peserta didik perwakilan dari SMK Negeri 6 Surakarta menonton film dengan seksama dan mengambil nilai-nilai penting yang tersirat dari film tersebut. Hal ini terlihat dari respon mereka setelah menonton film tersebut. Para peserta didik semakin terbuka dan memiliki pandangan baru dalam melihat suatu perbedaan yang seringkali ditemui pada kehidupan sehari-hari. Bukan siapa dan darimana tapi bagaimana kita memperlakukan sesama manusia dengan penuh kemanusiaan untuk mewujudkan perdamaian.

Setelah nonton bareng film The Golden Rule, Direktur Eksekutif Visions of Peace Initiative (VOPI) yang didampingi Presiden Direktur VOPI untuk Asia yang berasal dari Malaysia Dato Masayu kanjeng Adipati Ari Rahmadani bersama Walikota Surakarta merencanakan hadir di SMK Negeri 6 Surakarta pada Hari Senin  tanggal 29 Juli 2024 dalam acara penganugerahan penghargaan Solo Kota Toleransi Terbaik di Indonesia.

Senin pagi semua warga SMK Negeri 6 Surakarta melaksanakan apel pagi bersama di lapangan depan. Apel dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah Ibu Dwi Titik Irdiyanti, S.Si. M.Pd. Dalam amanat apel, ibu Kepala sekolah mengucapkan selamat datang kepada siswa kelas X yang sudah memulai kegiatan belajar pertama kali di SMK Negeri 6 Surakarta. Beliau juga menyampaikan pentingnya berperilaku santun, disiplin menaati aturan yang berlaku di sekolah. Hal ini juga disampaikan kepada siswa kelas XI untuk bisa menjadi teladan yang baik bagi adik-adiknya kelas X.

Setelah amanat selesai, apel diambil alih oleh waka kesiswaan untuk persiapan penyambutan tamu istimewa Miss Perdamaian Dunia pada senin siang jam 12 30. Setelah apel pagi kegiatan dilanjutkan dihalaman tengah yaitu persiapan penyambutan Walikota Surakarta dan Miss Perdamaian Dunia.

Tepat pukul 12 45 WIB tamu istimewa hadir di SMK Negeri 6 Surakarta dengan penyambutan pagar betis pasukan paskibra. Kehadiran Walikota Surakarta  Bapak Drs.Teguh Prakosa didampingi Princess Natasha Johana Dematra bersama Presiden Direktur VOPI Dato Masyu Adipati Ari Rahmadani dan Perwakilan dari Dinas pendidikan Cabdin VII Surakarta disambut langsung oleh Ibu Kepala SMK Negeri 6 Surakarta dengan rasa bahagia. Para tamu agung selanjutnya di kalungi bunga sebagai pernghargaan dan penerimaan sebagai tamu agung di SMK Negeri 6 Surakarta.

Gb 2  Upacara penyambutan oleh kepala sekolah

Acara dilanjutkan dengan upacara seremonial peluncuran balon dan pelepasan burung dara sebagai simbol bahwa perdamaian itu adalah satu. Peluncuran balon dan burung ke udara dilakukan oleh semua tamu agung bersama siswa dan bapak ibu guru dan tamu undangan di lapangan depan SMK Negeri 6 Surakarta.

Gb 3 Seremonial pelepasan balon dan burung dara simbol perdamaian

Selesai acara pelepasan balon dan burung di halaman depan SMK Negeri 6 Surakarta, para tamu agung di dereke ke tempat acara yang ada di halaman dalam SMK Viska. Perjalanan menuju halaman tengah bapak walikota dan miss Perdamaian disambut  bapak/ibu guru di loby sekolah dengan antusias dan bahagia.

Gb 4 Antusias siswa mengikuti acara

Di bawah tenda yang sejuk dan sambutan senyum ramah dari para siswa mewarnai kehadiran tamu perdamaian dunia. Senyum lebar nan bahagia tampak berbinar di wajah para tamu kehormatan. Pembawa acara segera mulai membacakan rantaman acara yang telah disiapkan.

Penyambutan diawali dengan tarian Gambyong Surakartanan yang menggambarkan

tentang insklusifitas dalam keberagaman menjadi satu. Selain itu, juga disajikan Tari Mojang Priyangan, yang menggambarkan keanggunan seorang perempuan dalam budaya Sunda. Lagu perdamaian We Are the word juga tak kalah menariknya ketika ditampilkan oleh siswa hingga semua siswa dan guru dan tamu kehormatan ikut menyanyi bersama.

Gb 5 Tari Gambyong                                  Tari Mojang Priangan

Selesai acara hiburan penyambutan, seremonial dimulai. Sambutan dari Kepala SMK negeri sebagai tuan rumah mengucapkan terimakasih atas semua kepercayaan yang di berikan kepada SMK Negeri 6 Surakarta sebagai tempat kegiatan roadshow penganugerahan Surakarta Kota Toleransi terbaik di Indonesia dan SMK Negeri 6 Surakarta dipercaya sebagai sekolah toleran dari 20 sekolah yang terpilih.

Sambutan berikutnya disampaikan Princess Perdamaian Natasha Johana Dematra yang menekankan pentingnya saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar kata ‘Golden Rule’? Bagi banyak orang, khususnya generasi muda Z, belum ada tanggapan pasti. Masih kurangnya kesadaran bahwa Aturan Emas, atau dikenal sebagai Etika Timbal Balik, mampu mendorong toleransi dan perilaku hormat. Bertindak terhadap orang lain seperti yang ingin kita lakukan terhadap diri kita sendiri akan memberikan landasan bagi rasa hormat dan kesopanan. Nilai universal dengan kesamaan dalam semua agama ini disorot dalam film dokumenter, “The Golden Rule: Do Unto Others…”

Gb 6  Miss Natasha Johana Dematra

Setelah sambutan dari Princess Natasha, acara diteruskan dengan penyerahan 3 piagam  pengharagaan yaitu :

  1. Piagam The Most Tolerant City 2024 ( Penghargaan dari VOPI untuk Kota Surakarta sebagai Kota toleran terbaik tingkat nasional)
  2. Piagam Penyerahan dana sosialisasi perdamaian dan toleransi dari VOPI ke Pemkot Surakarta sebesar 100 Juta ubtuk 20 sekolah di Kota Surakarta.
  3. Piagam Penyerahan dana sosialisasi perdamaian dan toleransi dari Pemkot Surakarta kepada SMK Negeri 6 Surakarta sebesar 5 Juta

Gb 7  Penyerahan piagam penghargaan

Dalam acara sambutan,  Walikota Surakarta Bapak Drs. Teguh Prakosa menekankan pentingnya kota Solo bisa bersatu dan damai. Hidup dalam kerukunan di Kota Solo mampu menjadi barometer dalam kehidupan bernegara. Apa yang ada di Solo selalu bisa menjadi contoh untuk di kota lainnya dalam lingkup nasional. Oleh karena itu, Sekolah sebagai media awal penanaman sikap toleransi harus dikuatkan sehingga Solo akan kuat begitu pula secara nasional Indonesia juga akan kuat.

Tak terasa waktu terus berjalan, dan sampai akhir acara penutupan. Namun, sebelum acara ditutup, Bapak Walikota  Bapak Drs. Teguh Prakosa dan Princess Natasha Johana Dematra bersama Presiden Direktur VOPI Dato Masayu kanjeng Adipati Ari Rahmadani berkenan menyempatkan diri singgah di Perpustakaan Wijang SMK Negeri 6 Surakarta. Rasa kagum terpancar di wajah-wajah beliau atas penataan perpustakaan yang begitu rapi, asri, dan nyaman.Didampingi Kepala SMK Negeri 6 Surakarta Dwi Titik Irdiyanti, S.Si. M.Pd. dan Kepala Perpustakaan  Walikota dan Miss Natasha serta Presiden Direktur Vopi  menyempatkan menikmati dan  melihat fasilitas perpustakaan yang tersedia. Menikmati Green Sofa Corner untuk berbincang, walikota dan Miss Perdamaian berbincang santai tentang Toleransi di Kota Surakarta. Kurang lebih 15 Menit Host Natasha Johana Dematra berusaha melontarkan beberapa pertanyaan kepada Bapak Teguh Prakosa selaku walikota Surakarta tentang toleransi yang ada di Kota Surakarta.

Gb 8 Bincang Santai di Wijang Green Sofa Corner

Walikota menjelaskan bahwa Solo memang dibangun oleh masyarakat yang menyadari pentingnya menghargai sesama, baik budayanya, agamanya, kepercayaannya. Solo juga ditata oleh para pendahulu yang berlatar belakang plural dari  berbagai sudut keyakinan. Sebagai kota budaya, kota agama, sekaligus kota bisnis, penyadaran akan pentingnya persatuan dengan menghargai berbagai sudut pemahaman  yang berbeda menjagi satu tujuan inilah yang menjadikan kota Surakarta sebagai kota yang unik.

Bahkan walikota sebelumnya Gibran Rakabuming Raka sekaligus Calon wakil presiden terpilih juga sudah menyampaikan bahwa pendekatan inklusif dan inovatif dalam interaksi komunal, telah memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk Surakarta menjadi kota yang lebih toleran dan harmonis. Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah berfokus pada pendidikan. Program-program yang dirancang memberikan penekanan khusus pada pentingnya kerukunan dan toleransi antar warga. Melalui pendidikan kurikulum di sekolah dan kegiatan masyarakat, pesan tentang pentingnya menghargai perbedaan dan hidup berdampingan secara damai pun terus disampaikan.

Selain itu, mendorong dialog antar komunitas yang berbeda untuk menciptakan ruang di mana warga dapat bertemu dan bertukar pikiran tentang isu-isu dan pengalaman hidup mereka.

Setiap kebijakan yang dipertimbangkan, terdapat upaya untuk memastikan seluruh kelompok masyarakat terwakili dan kepentingannya terakomodir dengan sebaik-baiknya. Hal ini telah menciptakan rasa keadilan dan kesetaraan sosial yang lebih luas, yang merupakan landasan penting untuk membangun toleransi.

Penting juga untuk mengingat keunikan Surakarta, yaitu budayanya. Kebudayaan Surakarta tidak hanya dilestarikan, namun juga menjadi sarana untuk meningkatkan toleransi. Melalui festival budaya, pameran dan pertunjukan seni, keberagaman di Surakarta ditunjukkan dengan rasa hormat dan bermartabat, sebuah pengaruh yang menyatukan dan bukannya memisahkan.

Penggunakan teknologi dan platform media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan toleransi yang  berhasil menjangkau khalayak yang lebih luas, terutama generasi muda, merupakan kunci dalam memastikan keberlangsungan nilai-nilai kemanusiaan.

Meningkatkan indeks toleransi bukanlah tugas yang mudah dan membutuhkan kerja keras yang terus-menerus dan dedikasi. Surakarta tidak hanya menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia Indonesia dalam hal toleransi, namun juga bagi banyak kota di dunia. Peningkatan indeks toleransi di Surakarta bukan sekadar angka. Ini adalah sebuah cerminan suasana kehidupan sehari-hari yang lebih damai, harmonis dan menghormati perbedaan. Ini adalah bukti bahwa ketika kepemimpinan yang tepat dipadukan dengan keinginan masyarakat yang kuat untuk hidup berdampingan, perubahan positif bisa terjadi.

Di akhir kegiatan acara Sosialisasi Perdamaian Dunia Solo Kota toleransi, seluruh siswa, bapak ibu Guru dan Princess Natasha Johana Dematra berserta Tim VOPI  melakukan acara Joget bersama dalam  sampul flashmob.

Selamat untuk Kota Surakarta atas predikat yang disandangnya sebagai Kota Toleransi Terbaik  di Indonesia. Semoga tetap semakin maju aman tentram dan saling menghargai untuk kebaikan bersama.  (Tim Welit Viska : Risti, Dinda, Sofwan)

Salam Literasi Sepenuh Hati

 

Referensi :

https://www.makronesia.id/visions-of-peace-initiative-pilih-surakarta-kota-toleransi-terbaik-di-indonesia/ di unduh pada hari Sabtu, 27 Juli 2024 jam 22 45 WIB

https://www.japos.co/2024/06/18/surakarta-terpilih-sebagai-kota-toleransi-terbaik-oleh-visions-of-peace-initiative-gibran-rakabuming-raka-merasa-bangga/ di unduh pada hari Sabtu, 27 Juli 2024 jam 23 45 WIB