Literasi Rohani Sebagai Sarana Pembentukan Karakter Pelajar Pancasila Viska

Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan oleh kurikulum Merdeka dapat dibangun melalui pembentukan karakter. Seperti yang telah dilakukan oleh SMK Negeri 6 Surakarta sebagai SMK Pusat Keunggulan yang telah menggunakan kurikulum merdeka di tahun kedua ini. Pembentukan karakter yang telah dilakukan dengan pembiasaan literasi rohani.

Kegiatan berlangsung setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Tujuan dari kegiatan literasi rohani ini adalah membentuk karakter siswa. Jika dalam tubuh yang sehat, maka akan didapati jiwa yang sehat pula yang penuh kasih sayang. Sedangkan roh yang sehat, ditandai dengan adanya keimanan. Tantangan era global yang semakin berat, maka penting sekali siswa dipersiapkan agar menjadi pribadi yang tangguh. Tantangan hidup tersebut dapat berupa : kehilangan orang tercinta, orang tua, saudara, teman. Sedangkan kondisi kejiwaan yang masih labil karena sedang masa-masa pencarian jati diri maka perlu masukan rohani lebih banyak lagi. Dengan pembacaan ayat-ayat suci sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Bagi agama Islam, berada di dalam kelasĀ  dan dipandu oleh guru agama Islam yang terpusat dari pengeras suara. Untuk yang beragama Katolik, dibimbing oleh guru agama Katolik menempati ruangan studio.

Aula utama ditempati untuk siswa yang beragama Kristen dan dipandu oleh guru agama Kristen. Karena hanya ada satu orang yang beragama Hindu, maka murid yang bersangkutan membaca kitab Veda di dalam kelas.

Tumbuhnya kesadaran dalam diri para pelajar yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila ditujukan untuk perbaikan akhlak pribadi mereka. Maka dengan kesadarannya, mereka senantiasa memperdalam pemahamannya akan ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam sikap dan kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini sejalan dengan profil Pelajar Pancasila dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Pelajar SMK Negeri 6 Surakarta yang memiliki akhlak mulia selalu menjaga integritas dan merawat diri.

Mereka akan selalu berperilaku mulia dan menghargai semua makhluk ciptaan karena mereka sangat kuat dalam Tuhan. Tangguh menghadapi tantangan. Yang tak kalah pentingnya, mereka memiliki cara pandang lebih luas pada makhluk ciptaan Tuhan. Juga pada keberagaman dan perbedaan. (NN)