PENDAMPINGAN INDIVIDU CGP ANGKATAN 7 VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN SMK NEGERI 6 SURAKARTA

Solo, 8 Februari 2023. SMK Negeri 6 Surakarta fasilitasi penyelenggaraan Pendampingan Individu Calon Guru Penggerak Angkatan 7 dengan mengangkat tema Visi dan Prakarsa Perubahan SMK Negeri 6 Surakarta.

Bertempat di ruang Sidang Timur SMK Negeri Surakarta, Ibu Sri Nurani guru SMA N 4 Surakarta dalam hal ini berperan sebagai pengajar praktik melakukan Pendampingan Individu Calon Guru Penggerak dari SMK Negeri 6 Surakarta yaitu Ibu Rimayanti, M.Pd.  Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan agenda yang telah dijadwalkan sebagaimana tahapan-tahapan proses pendidikan Guru Penggerak sekaligus juga sebagai pertanggungjawaban penjagaan kualitas pelaksanaan pendidikan di SMK Negeri 6 Surakarta.

Dalam rangka peningkatan kualitas Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menyelenggarakan Program Guru Penggerak. Saat ini sedang berlangsung Program Pendidikan Guru Penggerak  Angkatan 7. Rangkaian kegiatan guru penggerak meliputi mempelajari modul melalui LMS yang didampingi oleh fasilitator nasional, lokakarya secara tatap muka dan pendampingan individu.

Program Calon Guru Penggerak (CGP) merupakan  salah satu rangkaian kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan dijalankan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif  dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.

Mungkin kita sedikit tergelitik dengan sebuah pertanyaan ,Apa sebenarnya peran dan nilai dari seorang guru penggerak? Calon Guru Penggerak (CGP) harus mampu menginternalisasikan peran dan nilai yang melekat pada dirinya.  Peran CGP, yakni menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antarguru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Semua harus  didorong agar para peserta didik dapat tumbuh secara holistik.

Selain itu, CGP harus aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid. CGP juga harus  bisa menjadi agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila-Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri, Gotong royong, Kritis, Kreatif, dan Berkebhinekaan Global.  Selanjutnya, dalam melaksanakan perannya CGP tetap berpijak pada 5 (lima) nilai, yakni, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif, dan berpihak pada murid.

Kemandirian dapat diartikan bahwa seorang CGP harus mampu membangkitkan motivasi dalam dirinya untuk membuat perubahan baik terhadap lingkungan sekitar, terlebih pada dirinya sendiri. Sedangkan pada nilai kolaboratif, CGP harus mampu membangun hubungan kerja yang positif dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun untuk kemajuan pendidikan, terlebih untuk satuan pendidikannya.  Nilai reflektif memiliki makna bahwa CGP harus bersedia melakukan evaluasi terhadap apa saja yang sudah baik, dan  apa saja yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Pada nilai inovatif, seorang CGP diharapkan dapat melahirkan ide dan gagasan baru yang tepat untuk kemajuan pendidikan yang disesuaikan dengan dinamika zaman dan kebutuhan. Begitupun dengan nilai CGP yang berpihak pada murid, mengandung arti bahwa setiap CGP harus mampu melayani murid dalam proses pembelajaran agar mereka mampu menggali dan mengembangkan potensi, minat dan bakatnya masing-masing.

Tak kalah pentingnya dalam hal penguatan pendidikan karakter murid, seorang CGP harus mampu dan berperang penting mengarahkan muridnya untuk bijak dalam setiap mengambil keputusan, sehingga akan mendorong mereka menjadi pribadi yang tepat dalam bertindak, dan selalu mandapatkan manfaat dari setiap keputusan yang mereka ambil.

Perubahan besar dan mendasar dalam pengembangan pendidikan yang merdeka untuk menuju masa depan  memang memerlukan pemahaman yang lebih konsentris. Perjalanan program guru penggerak  dan CGP yang telah terbentuk hingga beberapa angkatan ternyata masih menyisakan sedikit kegamangan. Tentu, sebuah proses perubahan membutuhkan waktu untuk menjadi sebuah kesempurnaan. Kolaborasi antarelemen sangat diperlukan untuk mencapai kesempurnaan tersebut. Salah sataunya adalam proses pendampingan  berjenjang dan bertahap

Pendampingan Individu merupakan sebuah pengawalan kegiatan CGP yang dilakukan oleh Guru Pengajar Praktik dalam mengimplementasikan program merdeka belajar. Pendampingan individu bertujuan untuk membantu Calon Guru Penggerak menerapkan hasil pembelajaran daring dan lokakarya sehingga Calon Guru Penggerak mampu:     a) mengembangkan  diri sendiri dan juga guru  lain  dengan cara melakukan refleksi,  berbagi,  dan kolaborasi;   b) memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik;  c)  merencanakan,  menjalankan, merefleksikan, dan  mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua

Bagaimanakah proses pendampingan CGP dilakukan? Proses pendampingan individu akan berlangsung  secara bertahap dan berkesinambungan yaitu satu bulan sekali sepanjang proses Pendidikan Guru Penggerak. Dalam setiap bulannya, Pengajar Praktik akan mengunjungi sekolah Calon Guru Penggerak selama kurang lebih 4 jam pelajaran untuk mengamati kegiatan pembelajaran dan perubahan yang terjadi di sekolah sebagai implementasi pembelajaran daring dan lokakarya serta mengajak mereka merefleksikan prosesnya.

Pendampingan dilakukan dengan menggunakan beberapa form instrument yang telah disediakan dan Fokus Pendampingan mengarah pada 6 hal pokok yaitu

PI-1: Refleksi awal kompetensi guru penggerak

  • Diskusi tantangan belajar daring
  • Refleksi penerapan perubahan kelas sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara
  • Diskusi pembuatan kerangka portofolio
  • Diskusi peta posisi diri dan rencana pengembangan diri dalam dalam kompetensi guru penggerak

PI-2: Perubahan paradigma pemimpin pembelajaran

  • Diskusi refleksi diri tentang lingkungan belajar di sekolah
  • Diskusi refleksi perubahan diri setelah mempelajari modul 1.1, 1.2 dan 1.3
  • Diskusi rencana merintis komunitas praktisi di sekolah, berdasarkan hasil pemetaan di lokakarya 1
  • Mengkomunikasikan visi dan prakasra perubahan ke KS dan warga sekolah dengan dimoderasi oleh PP

PI-3: Implementasi Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

  • Refleksi hasil survei (feedback 360) + penilaian sendiri tentang kompetensi guru penggerak
  • Diskusi rencana menerapkan pembelajaran sosial-emosional
  • Diskusi hasil lokakarya 2 (keterlaksanaan dari tahapan BAGJA)

PI-4: Evaluasi dan Pengembangan Proses Pembelajaran

  • Observasi kelas CGP untuk melihat penerapan dari modul budaya positif, pembeljaaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional
  • Penilaian Observasi Praktik Pembelajaran.

PI-5: Rancangan Program yang Berpihak pada Murid

  • Refleksi penerapan aksi nyata modul 3.1
  • Diskusi rancangan program yang berdampak pada murid
  • Diskusi perkembangan komunitas praktisi yang dijalankan di sekolah serta implementasi dari rencana di lokakarya 3 untuk berbagi ke rekan sejawat

PI-6: Refleksi perubahan diri dan dampak pendidikan

  • Persiapan panen hasil belajar
  • Pengumpulan survei umpan balik dan refleksi hasil survei tentang kompetensi guru penggerak (feedback 360)
  • Refleksi perubahan dalam pembelajaran yang sudah diterapkan selama 6 bulan, diskusikan dampak pada diri guru dan murid yang terjadi
  • Penilaian pemetaan aset; diskusi apakah tujuan program sudah dikomunikasikan ke warga sekolah

 

Pada hari ini Rabu, 8 Februari 2023 di SMK Negeri 6 Surakarta telah diselenggarakan kegiatan pendampingan individu Calon Guru Penggerak yang kedua kalinya. Pada kesempatan tersebut, Calon Guru Penggerak dari SMK Negeri 6 Surakarta, yakni Ibu Rimayanti yang difasilitasi oleh Pendamping Praktik (Ibu Sri Nurani) melaksanakan kegiatan diskusi. Diskusi juga  melibatkan Kepala Sekolah, Kepala Tata usaha, Wakil Manajemen Mutu serta dua perwakilan dari guru. Hal yang didiskusikan adalah tentang visi dan Prakarsa perubahan SMK Negeri 6 Surakarta.

Langkah awal kegiatan diskusi dimulai dengan merumuskan kalimat rumpang “Cita-cita Untuk Murid”. Para peserta diskusi tampak antusias  menuliskan harapan dan keyakinan tentang gambaran murid di masa yang akan datang khususnya di SMK Negeri 6 Surakarta. Kegiatan selanjutnya adalah peserta diskusi melihat visi sekolah, mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan visi serta mendiskusikan inisiatif perubahan yang dapat dilakukan sekolah.

Visi adalah tentang cita-cita, tujuan yang ingin dicapai. Visi membantu kita melihat kondisi saat ini sebagai garis “Start” dan membayangkan garis “Finish” seperti apa yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan manajemen perubahan. Salah satu paradigma manajemen perubahan adalah paradigma Inkuiri Apresiatif (IA).

Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA).merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep Inkuiri Apresiatif ini dikembangkan oleh David Cooperrider. IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak tahap selanjutnya dalam merencanakan perubahan. SMK Negeri 6 Surakarta merupakan sekolah unggulan yang memiliki banyak asset, baik dari segi fisik maupun sumber daya manusianya. Berbagai inovasi dan budaya positif telah tumbuh dan berkembang di sekolah ini.

 

Simpulan  dari hasil diskusi adalah :

  1. Visi SMK Negeri 6 Surakarta telah mewakili harapan dan cita-cita warga sekolah, yakni “Terwujudnya Tamatan yang berkarakter kuat, siap bekerja dan berwirausaha dengan berbasis teknologi dan berwawasan lingkungan”.
  2. Salah satu Prakarsa perubahan yang diusung adalah Menerapkan assesment berbasis project untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Semoga hasil pendampingan tersebut mampu mempertajam kualitas pembelajaran di SMK Negeri 6 Surakarta, Selamat berkarya, Guru Penggerak siap bergerak dan menggerakkan. Sang pelopor gerakan perubahan.

Salam literasi,  salam unggul, salam SMK PK. ( Rimayanti, M.Pd.)